Thursday, March 16, 2017

Rindu Ibu

Solat asar baru saja usai, dan aku teringat apa yang aku pikirkan beberapa saat dalam solatku. Aku tahu tidak seharusnya aku berpikir tentang selain Allah selama shalat, tapi ini benar-benar tidak terelakkan.

Karena tadi selama sholat aku teringat kondisi sekarang dirumah, yang bapak ada di rumah bersamaku sedang ibu dan keluarga yang lain, dek kiki dan mbak tutik sedang jauh di Jogja. Dan rasanya sepi, begitu pula hatiku. Aku tadi berpikir, bagaimana bisa aku merasa begitu hampa di rumah, begitu kosong padahal beberapa hari yang lalu aku bisa baik-baik saja dan tidak merasa hampa di rumah. Yang lalu aku perhatikan, apa yang lakukan selama di rumah? Sebenarnya kegiatan biasa saja, kegiatan lama yang dulu aku lakukan bersama ibu. Ya, bersama ibu. Cuci baju, memasak, beres-beres rumah, ada ibu.

Aku sadar bahwa ibu adalah cahaya bagi rumah kami. Keberadaannya, meskipun memang cerewet betul, tapi ia adalah penerang bagi rumah kami. Jika tak ada ibu rasanya rumah sepi, itulah yang dikeluhkan dek kiki ketika ibu berangkat ke jogja. Seketika rumah terasa sunyi, tidak ada lagi cuap-cuap cerewet ibu yang mengomel karena ada saja bagian rumah yang tidak benar. Atau karena dek kiki lagi lagi bandel, tapi aku betul merindukan hal itu. Tidak kalah pula, kesabarannya menghadapi semua itu, bersama kami yang ada dirumah yang tidak jarang juga menjengkelkan. Ia menyediakan makanan, menyiapkan makan untuk kami, memikirkan perut kami yang selalu kelaparan ini.

Ahh, aku rindu ibu. Cepat pulang ibu, biar nanti aku sempat bertemu sebelum berangkat ke Malang untuk berdoa untuk ibu. Berjuang agar ibu dimuliakan di akhirat nanti.


Love you my mom.

No comments:

Post a Comment