Menulis Esai
Titik mulai menulis esai adalah saat
yang tepat untuk merenung. Mengapa? Karena pada dasarnya ketiga pertanyaan yang
diajukan LPDP melalui judul esai ini adalah pertanyaan reflektif. Masing-masing
esai mengandung pertanyaan yang jawabannya harus terkandung di dalam isi esai
tersebut. Yang tahu tentang jawaban dari ketiganya ya diri kita sendiri, maka
dari itu tengoklah ke dalam diri kita sendiri, apa yang sudah, sedang dan akan kita
lakukan. Ini berlaku untuk ketiga esai. Efeknya, terkadang kita jadi mewek-mewek atau malah penuh semangat membara
karena mengingat apa yang sudah kita lakukan, nostalgia ceritanya. Tak apa,
esai ini memang ditujukan untuk memberi kesan yang tidak terlupakan bagi
pembacanya, jadi kalau kita sendiri bisa emosional, bagaimana dengan pembacanya
nanti? Karena itu, jawablah setiap pertanyaan dengan jujur dan tulus dari dalam
lubuk hati nurani yang paling dalam. #ciesokromantis #iniserius
Gagasan-gagasan yang tertulis
secara acakadut tadi kemudian bisa mulai disusun dalam bentuk naskah. Tulis
saja sesuai dengan apa yang ada di pikiran, apa pun yang melintas di kepala.
Tulisan awal bisa meluber kemana-mana dari topik yang nyambung sampai topik yang nggak
penting sama sekali. Ini bagus, berarti kita menjelajahi pikiran
seluas-luasnya. Kalau kita punya waktu yang cukup untuk sekadar latihan, coba
tuliskan naskah setiap hari dengan cara yang berbeda. Kita bisa menemukan
banyak ide yang mengalir setiap harinya, memperindah tulisan. Beberapa teman
saya bahkan bercerita kalau dia sendiri sampai membuat puluhan naskah sebelum
akhirnya betul-betul matang dengan esainya. Ini waktunya melakukan percobaan
dengan kemampuan menulis kita, jangan takut salah, karena nanti ada waktunya
kita memperbaiki kesalahan. Justru semakin banyak kesalahan, semakin kita tahu
mana yang benar, kan?

Berikut ini saya berikan gambaran
kira-kira apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam masing-masing esai. Ingat,
kerangka karangan ini sangat subyektif sesuai pendapat saya pribadi. Anda bisa
menulis dengan cara anda sendiri, karena esai ini adalah perwujudan anda di
hadapan panitia seleksi. Tunjukkan keunikan anda, yang membuat anda beda dan
menonjol di antara calon penerima yang lain. Be the best version of yourself!
1.
Rencana Studi
Pertama tama, jelaskan latar belakang mengapa memilih studi tersebut,
apakah sejalan dengan studi sebelumnya, bila tidak jelaskan mengapa. Kemudian,
paparkan tentang alasan mengapa studi atau fokus pendidikan tersebut penting
bagi Indonesia. Bila memungkinkan, perkuat dengan data statistik yang
menunjukkan urgensi studi. Lalu, jelaskan potensi dan kemampuan kita, situasi
yang dihadapi, singkatnya mengapa kita adalah orang yang tepat yang bisa
memperbaiki situasi, dan memerlukan pendidikan lebih tinggi. Jabarkan rencana pendidikan
kita, universitasnya, mengapa harus universitas tersebut. Bila perlu, perkuat
dengan informasi mengenai mata kuliah, dosen yang mengajar, atau pusat studi
yang ada di universitas tersebut. Yakinkan bahwa universitas tersebut memang
pilihan yang tepat. Paparkan rencana penelitian kita secara spesifik dan
bagaimana studi tersebut berperan memperbaiki atau meningkatkan situasi terkini
di Indonesia. Yang terakhir, jelaskan rencana ke depan. Ini terkait dengan
kontribusi pasca-studi, apa yang akan kita lakukan, prioritas dan ingin jadi
seperti apa setelah pulang. Disinilah visi kita ke depan di dipaparkan lebih
jauh.
2.
Kontribusiku untuk Indonesia
Esai kedua ini sejatinya bercerita tentang apa yang sudah, sedang dan
akan kita lakukan untuk negeri. Dalam esai saya, saya lebih menekankan pada
aspek apa yang sudah saya lakukan untuk negeri. Ini memberikan saya kesempatan
untuk menjelajahi masa lalu, bukti bahwa saya memang sudah berkarya untuk
Indonesia. Bagian ini paling banyak saya jelaskan. Selain itu, aspek masa kini
juga saya jelaskan meskipun tidak banyak. Intinya, jelaskan peran apa yang
sudah kita berikan dalam memajukan negeri sebagai bukti nyata bakti bangsa.
Dari sekian banyak
kontribusi yang kita berikan, cukup dirangkum apa yang sejatinya telah, sedang
dan akan kita lakukan bagi bangsa. Kita tidak perlu menuliskan satu persatu
kontribusi apa saja, bisa jadi malah melebar
kemana-mana dan tidak fokus, sasaran yang dituju nggak kena. Cukup satu atau dua, dan gambarkan garis besar alur apa
yang sebenarnya kita tuju, visi dan misi kita yang terwujud melalui aktivitas
kita. Kalau memang perlu, tambahkan kutipan yang kita jadikan slogan kita sehari-hari.
Jika memang sudah ada keberhasilan yang dicapai, coba jelaskan dan apa saja
manfaatnya bagi masyarakat.
Di akhir tulisan, perlu
diungkapkan mengapa pendidikan yang mau kita tempuh itu akan membantu. Kita
bisa jelaskan bahwa sejauh ini kontribusi kita masih belum seberapa, dan
pendidikan adalah jalan yang bisa membuka kesempatan untuk berkontribusi lebih
luas dan lebih jauh. Paparkan pula kesempatan apa saja yang terbuka di masa
depan, jika anda memiliki pendidikan tinggi tersebut.
3.
Sukses Terbesarku
Sebenarnya esai yang satu ini dan sebelumnya bersifat sangat pribadi.
Kita sendiri yang tahu jawabannya seperti apa, dan kita sendiri yang paham.
Permasalahannya hanya ada pada bagaimana kita menyampaikan struktur gagasan
yang ada dalam pikiran kita agar si pembaca paham apa yang kita maksud.
Dalam kasus ini, mindmap akan sangat membantu. Kita bisa
memulai dengan mendefinisikan apa itu kesuksesan. Bagi setiap invididu,
definisi ini bisa sangat berbeda, tergantung sudut pandang individu yang
bersangkutan. Lebih jauh lagi, implikasi dari definisi tersebut tergambar dalam
kehidupan kita. Aspek mana saja yang menurut kita merupakan sebuah keberhasilan
sejati, bisa dipaparkan secara spesifik.
Kemudian kembalilah ke pertanyaan, sukses yang mana atau
yang bagaimana yang menurut kita adalah sukses yang terbesar. Bisa jadi sesuatu
yang konkrit, atau sesuatu yang abstrak. Pertanyaan yang satu ini memang sangat
filosofis, dan pendapat masing-masing orang pasti berbeda, sifatnya sangat
subyektif. Oleh karena itu, keunggulan dan keunikan masing-masing dari kita
sendiri adalah jawaban yang paling tepat.