Halo lagi, pejuang beasiswa! =D
Esai sebagai bagian dari seleksi
beasiswa terkadang jadi momok terutama buat yang belum terbiasa dengan tulis
menulis. Semuanya memang (paling tidak) sarjana yang sudah lewat dari skripsi, tapi
toh tidak semua sarjana menyukai kegiatan menulis. Maka dari itu, tulisan ini
akan memberikan tips menulis esai, terutama ditujukan untuk proses seleksi
beasiswa LPDP.
Tujuan esai-esai yang menjadi
bagian dari seleksi administratif ini sebenarnya memang sejalan dengan tujuan
seleksi beasiswa itu sendiri. Esai diharapkan merupakan tulisan asli si calon
penerima beasiswa, karena dari sinilah panitia seleksi bisa mengetahui seluk
beluk peserta seleksi termasuk kematangan mental, motivasi si penulis dan
kesungguhannya dalam mendaftar beasiswa. Hal ini penting bagi panitia seleksi,
karena tentunya mereka tidak ingin salah pilih orang yang ternyata sekadar mau
jalan-jalan tanpa memikirkan studinya, atau sekadar main-main belaka. Ada lho,
pendaftar yang seperti ini. Selain itu, esai ini pula yang menjadi dasar bagi
pewawancara untuk menelusuri jati diri dan karakter si calon penerima beasiswa.
Maka dari itu tulislah setulus dan sejujur mungkin. Satu dari 3 pewawancara itu
adalah psikolog, lho.
Bikin esai sebenarnya adalah
bagian seleksi yang gampang-gampang susah. Yang namanya seleksi beasiswa
pastinya berupaya untuk menjangkau individu dari berbagai latar belakang kecerdasan
yang berbeda, termasuk yang punya kemampuan menulis tapi tidak punya kecakapan
bicara. Nah untuk orang-orang yang lebih suka mengungkapkan gagasan lewat
tulisan, bagian seleksi yang satu ini bisa jadi senjata ampuh untuk menunjukkan
kepada panitia seleksi beasiswa kemampuan akademik kita yang sesungguhnya. Buat
yang suka menulis pun, harus berhati-hati karena harus menyesuaikan dengan
jenis tulisan yang mau dibuat. Ingat, ini tulisan yang mau dibaca oleh panitia
seleksi beasiswa, jadi tidak bisa sembarangan.
Menulis esai dalam seleksi LPDP
ada 2 bagian. Yang pertama yang menjadi syarat administratif untuk bisa maju ke
babak substantif, sedangkan yang kedua merupakan bagian dari seleksi substantif
yang jadwalnya ditentukan bersamaan dengan verifikasi berkas, seleksi wawancara
dan Leaderless Group Discussion (LGD). Khusus artikel ini, yang akan dibahas
adalah penulisan esai sebagai bagian dari seleksi administratif yang terdiri
dari 3 judul: rencana studi, kontribusi untuk Indonesia dan sukses terbesar.
Sebelum Menulis
Persiapan menulis yang utama pastinya
isi tulisan. Biasanya saat memikirkan isi tulisan, macam-macam gagasan
berkelebatan di otak dan semuanya datang begitu cepat silih berganti. Judulnya
saja ada tiga, makanya nggak heran
kalau ide-ide banyak bermunculan selama waktu ancang-ancang ini. Inilah yang
namanya brainstorming karena
benar-benar ada “badai” gagasan di otak. Dalam kondisi seperti ini, tuliskan sekian
banyak gagasan tadi meskipun dalam kondisi tidak teratur. Bisa di catatan,
kertas apapun yang anda temukan saat itu juga, telepon genggam, laptop, apapun.
Tujuannya agar kita bisa meninjau ulang gagasan-gagasan tadi dan bisa menyusunnya,
menjadi pemanis atau bahkan isi utama tulisan.
Sembari memikirkan gagasan, mulailah
banyak membaca. Membaca akan memperkaya khasanah pengetahuan dan memperluas
gaya bahasa yang nanti kita pakai untuk menulis esai. Bacaannya bisa dari aneka
sumber, misalnya jurnal yang berkaitan dengan studi, majalah, surat kabar, novel,
cerpen atau contoh esai penerima beasiswa sebelumnya yang bisa ada di blog
milik awardee. Blog-walking ini betul-betul bermanfaat lho, soalnya bakal ada
banyak info yang bisa kita serap dari pengalaman awardee sebelum-sebelumnya.
Dari berbagai macam gagasan tadi,
coba petakan dengan mindmap. Tujuan
dari mindmap ini tidak lain agar
gagasan yang kita punya untuk masing-masing tulisan bisa lebih terstruktur dan
enak dibaca. Peta gagasan seperti gambar di bawah sangat membantu, agar setiap
gagasan yang penting tidak terlewat dan agar tulisan tetap berada pada koridor
sistematika yang diharapkan. Atau kalau tidak terbiasa dengan mindmap, cukup buat kerangka karangan
yang mudah dipahami. Nggak perlu
bikin yang rumit, tulisan itu intinya menyederhanakan hal yang rumit, bukan mau
pamer kerumitan biar dikira jenius.
Pastikan mulai mempersiapkan
tulisan ini dengan rentang waktu yang cukup jauh dari tenggat waktu. Umumnya server website beasiswa LPDP akan
mengalami gangguan mendekati deadline,
karena mulai banyak calon peserta yang melakukan submit dokumen. Nah, agar terhindar dari gangguan semacam ini,
upayakan sebaik mungkin untuk men-submit
dokumen beasiswa, termasuk esai ini tidak terlalu mepet dari deadline. Saya sendiri melakukan submit seminggu
sebelum tenggat. Selain itu, editting
esai juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk benar-benar mencapai
tulisan yang matang dan siap upload.

No comments:
Post a Comment