Selasar masjid ini senyap. Ratusan
lelaki sedang berdiri di sini, semuanya dalam diam. Hanya sayup-sayup suara
imam yang melantunkan Al A’laa, terdengar perlahan tapi tartil. Indah, pikirku.
Lembut bayu mendayu di tengkuk,
menguarkan syahdu. Dari kebun samping masjid, sepoi berdesir menadakan lagu
alam. Suara riuh ranting bambu yang dibelai angin mengiringi lantunan Al Qur’an.
Aku bisa melihat dari delik
mataku, barisan orang-orang yang membentuk shaf begitu apik. Shafnya tertata
rapi seperti tonggak-tonggak penyangga istana yang ditata sedemikian rupa. Semuanya tertunduk malu dihadapan-Nya,
mendekapkan tangan kuat di dada masing-masing. Kami sedang mengingat-Nya,
bermunajat kepada-Nya, memohon ampun dan berdoa kepada-Nya. Memohon untuk kini
dan nanti.

No comments:
Post a Comment